Rabu, 29 Oktober 2008

Sweet Seventeen bukan usia buat HAPPY-HAPPY lagi

Sweet Seventeen bukan usia buat HAPPY-HAPPY lagi

Jika dulu banyak yang bilang bahwa 17 tahun adalah masa emas seorang remaja, tempat di mana cakep-cakepnya and cantik-cantiknya para ABG ini. Mungkin hingga sekarang masih banyak orang yang berpikiran sama....., tetapi itu salah besar.

Abad 21 bukanlah abad yang ringan bagi kaum muda. Mungkin perjuangannya sama beratnya dengan perjuangan menuju kemerdekaan. Terutama dalam hal menjaga diri dan berjuang demi cita-cita. Kaum muda harapan bangsa memang harus dilatih sejak dini.

Saat SMP atau SD sekolah bukan hal penting, tetapi ,masuk sekolah adalah suatu hal menyenangkan karena dapat bertemu dengan teman-teman dan bermain. Ulangan, PR, Tugas, Penjelasan guru hanyalah sesuatu yang selayaknya kita terima. Ketika itu saya memang tidak terbebani dengan hal-hal semacam itu. Bahkan ketika UPM (Ujian Pengendali Mutu, Ujian yang dilakukan oleh DIKNAS malang pada tahun 2003) yang memang susah bagi anak SD (dan memang itu susah, karena di atas standart soal SD, mata pelajaran 5, nilai max 50, tapi perolehan tertinggi sekota Malang 43) saya hanya merasa harus melakukan hal yang terbaik. Ketika UNAS SMP saya bahkan tidak ikut bimbingan belajar seperti layaknya teman-teman saya dulu. Bahkan saya sering nongkrong di depan sekoalh hingga sore. Saya baru takut ketika 1 bulan menjelang UNAS SMP.

Jika memang seorang murid tidak telat masuk sekolah maka dia akan berusia 17 tahun pada kelas 2 atau kelas 3 SMA. Dan minimal merasakan kelas 3 SMA pada usia 17 tahun.

Saya sekarang di Usia 17 tahun juga dan tidak merasa bersenang-senang, santai, atau hanya bermain dan tidak memikirkan kehidupan sekolah. Sejak SMA saya merasa bahwa Sekolah adalah prioritas penting. Saya mulai belajar dan merasa perlu penjelasan guru. Saya sering menyesal karena tidak masuk karena sakit sehingga ketika masuk saya merasa sudah tertinggal jauh sekali dari teman-teman. Jadi walaupun saya sakit saya tetap akan masuk sekolah. Sayangnya itu hanya berlaku bagi pelajaran yang saya sukai saja.

Di usia ini saya merasa bagaimana munafiknya aktor-aktris SMA di layar televisi, yang menampilkan senang-senangnya usia 17 tahun. Harusnya mereka menampilkan perjuangan belajar bukan perjuangan mencari pacar.

Usia 17 tahun bagi para siswa kelas 3 SMA penuh dengan bayang-bayang ujian Nasional yang dari tahun ketahun terus saja naik. Belum lagi dengan pilihan kelanjutan studi yang menentukan profesi masa depan. Jika membayangkan saja bukanlah hal sulit, tapi bagaimana pada usia 17 tahun mengikuti kegiatan yang padat di sekolah ( ngebut mau ujian) dan di bimbingan pelajaran.

"Seventeen is not sweet again" harusnya itulah yang harus di ucapakan ketika ada seorang yang berumur 17 tahun. Ini waktunya belajar-belajar dan belajar untuk menggapai masa depan, waktunya naek level jadi anak kuliah, waktunya Bergungguh-sungguh.

menurut saya "Sweet Eighteen" juga bagus. Karena jika berhasil melewati usia 17 tahun dengan sukses maka usia 18 akan mendapat banyak kebahagian. LULUS UJIAN NASIONAL dan MENJADI MAHASISWA DI PTN IMPIAN. Sungguh... rasanya benar-benar bahagia

Hanya ini saja yang bisa saya tulis hari ini bye-bye!

Tidak ada komentar: